Oke mungkin menurut kalian judul diatas terlalu bikin orang kepo
Sebelumnya sorry banget nih blog gue udah lama banget ga nulis di blog gue, jangan pada kangen gitu doong. Gue tau ini berat, tapii ga gitu jugaa :'(
Dan hari ini gue mau posting lagi kali ini gue mau ngasih tau tentang cerpen gue yang gue bikin pake pengalaman sekaligus ide ide cemerlang alias imajinasi gue. Walaupun dalam cerita ini gue lebih banyak menggunakan imajinasi gue hahaha.
Oke let's get it started
Apa Maksud Semua Ini?
Dok…..dok……dok….dok. Bunyi yang tak asing lagi bagiku. Bunyi itu setiap pagi berkerja seperti alarmku. Yang setiap pagi betugas sebagai alat pembangun dari alam mimpiku. Tapi jangan mengira bahwa suara itu merupakan suara suster yang memanggilku Dokter. “Dok…..dok……dok…dokter.” yah suara itu lah yang sama sekali tak aku inginkan. Karena aku bukan merupakan seorang dokter. Dan tak pernah mau menjadi dokter. Namun bunyi itu merupakan suara pintu yang di ketuk oleh ibunda tercintaku untuk membangunkan ku dari alam mimpiku. Dan di pagi itu merupakan hari ke-4 di sekolah baru ku. Yang kini aku duduk dibangku SMA
Yah tiba lah aku disekolah baru ku. Dimana itu hari pertama kalinya aku memakai motorku untuk pergi kesekolah. Dan menurut pepatah “yang pertama itu yang sulit dilupakan”. Kring...krong…ohooho…sambrukadul...ngehebrutbrut…camgrabutun …sreksrek…kring. Yah bunyi itu adalah bunyi masuk kelas sekolah baru ku. Memang sedikit aneh tapi nyata. Duduk lah aku disamping teman baru ku yang bernama Rizky Reza, Rizky juga, Reza pasti. Begitulah dia menyebutkan namanya. Rizky mempunyai badan kurus, tinggi, kulitnya putih, giginya mancung, hidungnya pun juga mancung, mampunyai mata sipit. Dan saat itu pula aku melihat seperti bidadari turun dari kayangan. Mungkin ini yang disebut dengan pandangan pertamaku dan pastinya “yang pertama itu yang sulit dilupakan”. Tapi dia bukan terbang bukan turun begitu saja dari kayangan, dia kesini diantar pake motor. Pertamanya aku tidak tahu siapakah dia itu, kulitnya putih mulus, rambutnya hitam bergelombang. Sepertinya dialah Pandangan pertamaku. Kring….krong….Sabrukutuk….Crewcrew….Sbrungkungketebrek ….caribungsruksruk…brekbrekbrekbrungkutukbreng…kring. Sepertinya itu merupakan bel istirahat, saat aku kebetulan sedang membawa sebuah makanan dari rumahku. Makanlah aku dengan bekal seadanya yaitu bekal berupa satu porsi nasi goreng, telur mata sapi, telur mata ayam, telur mata kaki, sampai telur mata burung pun aku makan. Mungkin ini merupakan gejala lapar yang ku tahan sejak pelajaran berlansung.
Krong….krong….sabrutbrut….jrenggenjreng….mathuyuku….breyurk….kring. Sepertinya itu terlalu cepat untukku, makananku masih bersisa setangah dari makanan yang tadiku makan. Dengan amat sangat lapar akhirnya akupun memakan setengah porsi tersebut dalam waktu 5 detik. Itu merupakan bel masuk kelas kembali, mungkin bel disekolah baru ku sudah tak akan asing lagi bagiku. Disini disana disitu didepan kelas aku melihatnya lagi! Dia bidadari dari kayangan yang kuceritakan tadi. Sungguh cantiknya, ayunya, beautipull pokoknya. Senyumnya cairkan hati yang membeku, sangat manis, sangking manisnya setiap semut akan tertempel didekatnya. Seandainya aku menjadi semut itu. Dia mempunya daya tarik yang sangat menarik ku sudah seperti gravitasi “black hole” yang bisa menyerap sekalipun itu benda langit yang amat besar. Dia itu bagaikan kunci untuk membuka pintu hatiku. Yah begitulah dia itu, sudah seperti mengalihkan duniaku saja.
Yah rupanya ketua kelas kami yang bernama Farzo Ibrahim Krutun Hanim Prajualit Angin Rezka Hubungu, itulah nama lengkapnya. Dan kita bisa memanggilnya “Gembul”. Gembul merupakan orang yang suka makan, gemuk, tinggi, dia bisa mengunyah satu porsi mangkok mi ayam dengan satu lahap. Dan dia berkata “Sakali lagi anak anak, beta baritahu. Bahwa saat ini juga pak Angus belum ditemukan.” Begitulah dia memberi pengumuman kepada kami. Ramainya kelas tidak terbayangkan, apalagi dengan ulah teman sebangku ku (Reza) yang selalu mencari perhatian dari semua anak dikelasku. Tapi pandanganku terus tidak lepas dari bidadari dari kayanganku yang belum aku tahu siapa namanya.
Jam, Menit, Detik, terus berlalu seolah berjalan seperti angin yang selalu menghembuskan rambut bidadariku. Dan di suatu waktu *Sreg* disaat ku memandanginya dia pun melihat kearahku. Oh sungguh cantiknya dia, dia sungguh tak bisa terbayangkan lagi, dan dia tersenyum padaku. Dia hanya duduk sendiri di PKS (Pojok Kanan ataS). Mungkin ini merupakan moment, waktu, yang sangat tepat untuk mengenal dirinya. Mulailah aku bergegas menghampirinya. Saat ku hampir sampai dia berkata “ Eh sorry, permisi yah gue mau ke toilet”. Oh tuhanku, mengapa aku tak sempat lagi berkenalan denganya. Waktupun terus berlalu, sampai lah bidadariku dikelasku. Dia duduk disamping ku di tempat tadi PKS (Pojok Kanan ataS). Dia pun mulai menanyakan dahulu “Eh iya sorry nama lo siapa yah?” Dalam hati aku berfikir, aku senang dia menanyakan namaku. Tapi mengapa? mengapa? Setiap ia berbicara harus meminta maaf kepadaku? “Eh sorry”. Apa salah dia terhadapku? Lalu aku menjawab dengan sedikit rasa gugup “Nama gue? Nama gue Zainal, lo siapa?” Bidadari itu pun menjawab “Ohh Zainal, gue Franka Siskamla, panggilnya gue Franka, lo gue panggil inal aja yah?” sambil ia menjabat tanganku. Betapa senangnya aku berjabat tangan denganya. Sungguh halus tangannya seperti bantalan bantalan yang ada dihatiku. Akupun menjawab “Yaudah terserah lo aja mau panggil gue apa”. Disaat itu juga lah kita berdua saling berbagi cerita. Dan akhirnya kini aku tahu, bahwa rumahku dengan Franka merupakan jalan satu arah. Kring….krong…. sabrukutuk….gregregregregreg….Jambukluting….serongkrongnabuk….kring. Itu merupakan bel pulangnya sekolahku. Disaat itu jugalah aku langsung mengajak Franka pulang bersamaku “Franka pulang bareng ga? Satu arah ini” dan Franka langsung menjawab dengan tegas “Yuk, gue mauuuu”.
Dengan motorku yang baru, naiklah Franka dibelakang. Tapi sayangnya bukan dibelakangku, melainkan ia duduk dibelakang kakak kelas ku. Franka pun merasa bersalah dan langsung meminta maaf “Maaf kak gue ga sengaja, gue salah naik motor”
Dan akhirnya duduklah dia tepat dibelakangku. Jalanlah aku kearah rumahku dan mengantarkan Franka kerumahnya dahulu. Waktupun terus berjalan dengan melajunya motorku yang santai. Sampai lah aku dirumah Franka. Dan Franka langsung mengajakku masuk kerumahnya “Yok nal masuk aja dulu, minum dulu, sekalian gue kenalin sama orang tua gue” aku pun dengan ragu langsung menjawab “Yah engga deh Fran, gue gaenak” Franka pun terus membujuk “Ayolah sekali ini aja” gue dengan masih sedikit ragu “gue pulang aja deh Fran, ntar nyokap gue nyariin gue”. Akhirnya Frankapun mengizinkan ku untuk pergi. Sesampainya aku dirumah, aku tertidur dan selalu menghayalkan jika aku sedang berjalan lagi dengannya yah mungkin kebanyakan orang menyebutnya “kencan”. Tiba tiba dimana aku sendang membayangkan hal tersebut, Telefon genggamku, my handphone berbunyi triktrik…triktrik…triktrik…triktrik…
begitulah bunyi SMS masuk. Dan aku berkata “Panjang umur”. Coba apakah kalian bisa menebaknya ini merupakan SMS dari siapa? Yah betul, SMS dari Franka “Nal nanti malem jemput gue dirumah gue yah, kita jalan bareng. Mumpung besok kita libur” Dengan rasa senang sekaligus bingung aku pun menjawab “Ayok daaah, kemana?” memang kebetulan besok adalah hari libur. Franka membalas “Kita diner yok?” Aku pun senang tak terkira, aku senang melompat lompat seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan oleh ibunya. Apakah ini adalah kencan? Dan aku menjawab “Nyokdah, gue jemput jam 9 yah?” Franka kembali menjawab “Oke”.
Sampailah aku dirumah Franka dan pergilah kita kesebuah kedai makan, yang bernama CafĂ© Cava. Merupakan salah satu kedai makan yang elit. Dia memesan makanan, aku pun juga memasannya. Kita masih sibuk dengan bertukar cerita antara kita berdua. Sibuknya kita berdua bertukar cerita, sampai habisnya makanan kita berdua. Franka pun langsung menulis sesuatu di sebuah tissue dengan tulisan “Gue suka sama lo” Dan gue tidak menjawab selama hampir 2 jam, dan kubalas surat tissue nya dengan tulisan “lo mau ga jadi pacar gue?” Dan hampir 1 jam ia tak membalas surat ku. Akhirnya kita pun pulang tanpa jawaban darinya dan aku merasa sangat bingung dengan apa yang aku lakukan. Aku pun masih bertanya-tanya, apakah maksud dari semua ini?
Yah itu lah cerita yang gue buat, sebenernya ini tugas cerpen gue tapi gapap lah gue share aja. oh iya menurut kalian gimana ceritanya? ngebosenin? lucu? kurang panjang? bikin kepo? tolong pada comment yah, biar gue tau kritik dan saran kalian sekalian buat ngebangun tulisan gue juga. dan ingat "kami akan kembali"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar